Belajar Jadi DJ
Jadi seorang DJ sebenarnya gampang tapi susah, gampang kalau kita emang udah niat dari awal dan pantang nyerah juga kerja keras sampai bisa. Karena walaupun kelihatannya saat DJ beraksi dengan peralatannya semua keliatan gampang. Padahal ga juga. Susah kalau kita keburu nyerah disaat-saat awal belajar jadi DJ. Apalagi belajar sendiri, lebih banyak godaannya kecuali motivasi kita benar-benar kuat.
Maka dari itu saat ini banyak bertebaran sekolah-sekolah DJ dan DJ perorangan yang mengajar privat DJ. Biar waktu yang ditempuh buat jadi seorang DJ relatif lebih singkat, cepat dan terstruktur. Mana yang lebih baik? Apa pertimbangan kita sebelum memilih belajar DJ lewat sekolah DJ atau privat?. Kedua pilihan tadi punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dibawah ini sedikit gambaran tentang hal-hal yang perlu kita ketahui sebelum mengambil pilihan untuk belajar jadi seorang DJ.
Setidaknya ada tujuh poin yang harus dilihat sebelum kita memilih, yaitu:
1.Harga
2.Waktu Belajar
3.Durasi Belajar
4.Materi
5.Fasilitas
6.Training
7.Sertifikat
1. Harga
Semakin terkenal sekolah DJ maka semakin mahal juga biaya yang harus kita keluarkan untuk belajar. Untuk tahun ini (2016) minimal biaya untuk kursus DJ di sekolah DJ berkisar antara Rp.2.500.000 keatas. Dengan harga yang makin tinggi maka relatif kualitas yang kita dapatkan dalam belajar di sekolah tersebut juga lebih baik. Mentor atau instruktur DJ yang ahli dan berpengalaman, penempatan kerja setelah lulus belajar, Studio DJ dengan peralatan keluaran terkini dan canggih dll.
Itu untuk sekolah DJ, lain lagi dengan tarif yang dikenakan untuk perorangan atau privat. Kisaran harga yang harus dikeluarkan berkisar antara Rp.1500.000 keatas. Bahkan ada yang menawarkan seharga Rp.1000.000 tapi dengan syarat tentunya seperti biaya tersebut tidak termasuk sewa studio untuk belajar. Ya kalau dihitung-hitung sama aja ujungnya. Kalau memilih privat setidaknya tahu profil pengajarnya minimal pengalaman dan jam terbang DJ yang mengajarkan kita. Jangan sampai dengan biaya yang sangat murah kita justru hanya mendapatkan ilmu yang sangat sedikit. Disini berlaku prinsip ekonomi. Semakin mahal biasanya semakin baik. Agar menjamin kita dapat mentor yang mumpuni coba datangi club terdekat dan tanya aja sama DJ resident ditempat itu apa bisa mengajar privat.
Atau alternatif lain cek dari media sosial calon instruktur kita bisa dari facebook, youtube, twitter dll. Jadi kita punya referensi dan tidak sembarangan mengambil pilihan. Ini berlaku juga dalam memilih sekolah DJ. Banyak-banyak gali informasi atau telepon ke sekolah DJ untuk mencari informasi.
2. Waktu Belajar
Pada sekolah DJ, waktu belajar biasanya disesuaikan dengan jadwal yang ada karena jumlah murid yang relatif lebih banyak. Kalau dapat sekolah DJ dengan murid sedikit biasanya kita bisa lebih longgar dalam memilih waktu belajar. Tapi untuk beberapa sekolah DJ ternama, bisa dapat slot waktu belajar aja udah bagus.
Kendala ini ga akan kita temui kalau kita belajar privat DJ, karena biasanya waktu belajar disesuaikan dengan waktu yang dimiliki calon murid. Hal ini karena instruktur DJ privat biasanya tidak mengambil banyak murid dalam rentang sebulan sehingga pengaturan waktu bisa disepakati bersama.
3. Durasi Belajar
Durasi belajar DJ tergantung dari tempat belajarnya. Untuk di sekolah DJ biasanya memiliki durasi sekitar 24 kali pertemuan. Kadang bisa juga lebih. Tiap pertemuan dipatok sekitar satu sampai satu setengah jam maksimal ga lebih. Karena balik lagi ke alasan banyaknya murid yang belajar di sekolah DJ, faktor listrik dll. Disini kursus DJ privat memiliki keunggulan, karena instruktur hanya bertanggung jawab pada satu orang murid di satu waktu maka waktu untuk belajar biasanya bisa lebih dari satu setengah jam. Setidaknya minimal dua jam tiap pertemuan, jadi materi yang diajarkan bisa benar-benar melekat di otak. Hal ini ga berlaku untuk instruktur yang mengajar dengan pola menyewa studio DJ, karena durasi tergantung dari lama si instruktur tersebut menyewa studio DJ tadi.
4. Materi
Dua jalur belajar DJ diatas secara umum memiliki materi ajar yang sama. Berkutat disekitar ilmu dasar DJ. Pengenalan alat, Beatmatching, BPM, mixing, leveling, framing dll. Beberapa sekolah DJ ironinya hanya mengajarkan murid dengan materi apa adanya dan pada tiap pertemuan mereka hanya sedikit memberi teori atau praktek lalu sisanya si murid harus mengolah sendiri teori dan praktek yang sudah disampaikan. Sisanya sang instruktur kebanyakan santai atau pergi meninggalkan si murid sendiri di studio. Bagi yang mengerti mungkin ga ada masalah tapi bakal jadi masalah bagi yang memiliki kesulitan dalam memahami teori tadi. Jadi akhirnya satu pertemuan tidak cukup untuk menguasai materi yang diajarkan.
Bagi yang belajar di sekolah DJ, usahakan sedikit bawel pada instruktur, bila perlu minta agar jangan ditingggal atau minta didampingi selama belajar sehingga tahu bagian mana yang salah saat belajar. ga usah takut atau ragu, karena kita sudah membayar lumayan untuk mendapatkan ilmu DJ. Juga ga usah ragu-ragu untuk bertanya hal sekecil apapun. Jadilah murid yang sedikit tahu daripada sok tahu.
Beda cerita saat belajar DJ mengambil jalur privat, karena mau ga mau sang instruktur pasti akan selalu menemani disamping kita, mengkoreksi saat kita salah dan konsentrasi pada materi yang diajarkan. Kadang tanpa harus diminta instruktur biasanya mengajarkan lebih dari apa yang biasanya diajarkan pada sekolah DJ. Dengan waktu yang rwlatif lebih panjang maka ilmu yang disalurkan biasanya lebih banyak.
5. Fasilitas
Makin mahal makin nyaman, uang memang ga pernah bohong. Saat mengambil kursus DJ di tempat atau sekolah DJ terkemuka yang tarifnya relatif mahal maka fasilitas yang kita dpatkan juga biasanya lebih banyak. Studio DJ yang besar, alat-alat DJ lengkap, beragam model dan canggih serta kelebihan lainnya.
Kekurangan belajar privat, kalau kita belajar kerumah instrukturnya, fasilitas ya tergantung tempat si instruktur. Kadang ga ada ac atau hanya kipas angin aja. Alat yang relatif ga ada pilihan. Tapi jangan dijadiin halangan karena selama kita bisa fokus belajar, peralatan standard yang ada juga lebih dari cukup untuk menguasai teknik jadi DJ.
6. Training
Banyak dari tempat-tempat kursus DJ menyediakan fasilitas training untuk murid-muridnya setelah dinilai cukup menguasai alat dan teknik DJ. Training di dunia DJ ibarat PKL anak sekolah. Fungsinya agar ilmu yang kita pelajari bisa diterapin langsung dilapangan dengan penonton beneran dan tempat beneran. Untuk pemula biasanya hari pertama training adalah waktu yang lumayan berat karena ilmu yang sudah dipelajari kadang bisa hilang separuhnya karena rasa panik, deg-degan atau nervous alias demam panggung. Padahal saat belajar kita merasa sudah bisa tapi saat main live malah jadi berantakan. Bikin keringat dingin keluar. Tapi tenang aja, waktu training pertama kali kita biasanya didampingi oleh instruktur kita jadi bisa mengkoreksi langsung saat ada kesalahan.
Untuk kursus privat DJ, kebanyakan tidak menawarkan fasilitas training ini karena biasanya terbentur tempat untuk training. Syukur-syukur dapat instruktur yang masih main di club jadi kita bisa ikutan main. Tapi jangan kecil hati, tanpa training selama kita rutin latihan dan belajar tetap bisa mengasah ilmu kita. Dan saat kita punya kesempatan main di club atau tempat lain jangan sungkan untuk mengajak instruktur kita menemani.
7. Sertifikat
Sekolah DJ biasanya mengeluarkan sertifikat kelulusan bagi murid yang selesai training atau belajar. Sertifikat tadi bisa diterbitkan oleh sekolah DJ atau lebih prestise lagi kalau dapat sertifikat dari PDJI (Persatuan Disk Jockey Indonesia) dan terdaftar disana. Sertifikat ini penting kalau kita mau melamar pekerjaan di luar negeri atau di kapal pesiar contohnya. Tapi untuk kelas lokal alias seputaran Indonesia aja, ga perlu sertifikat untuk dapat kerjaan di dunia DJ.
Itu kurang lebih hal yang perlu diperhatikan sebelum kita mengambil kursus di sekolah DJ atau privat DJ. Kedua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tinggal kita yang menentukan mana yang terbaik bagi kita. Apabila kita menemui kendala saat belajar DJ karena faktor biaya atau didaerah tempat tinggal ga ada sekolah atau instruktur DJ untuk belajar, tenang aja masih ada jalan menuju Roma. Kita bisa belajar jadi DJ dengan bantuan software atau program DJ atau aplikasi mixing lagu seperti Virtual DJ, Deckadance, Traktor, Serato bahkan merambah dunia portable seperti ipad, iphone dan android.
Kita bisa belajar dirumah dengan bantuan program-program tadi dan sebagai bantuan, banyak-banyak browsing di internet tentang program yang ingin kita kuasai. Lain waktu kita akan ngebahas tentang belajar DJ dari software diatas. Jadi tunggu apalagi, Ayo kita belajar...!!!
Jadi seorang DJ sebenarnya gampang tapi susah, gampang kalau kita emang udah niat dari awal dan pantang nyerah juga kerja keras sampai bisa. Karena walaupun kelihatannya saat DJ beraksi dengan peralatannya semua keliatan gampang. Padahal ga juga. Susah kalau kita keburu nyerah disaat-saat awal belajar jadi DJ. Apalagi belajar sendiri, lebih banyak godaannya kecuali motivasi kita benar-benar kuat.
Maka dari itu saat ini banyak bertebaran sekolah-sekolah DJ dan DJ perorangan yang mengajar privat DJ. Biar waktu yang ditempuh buat jadi seorang DJ relatif lebih singkat, cepat dan terstruktur. Mana yang lebih baik? Apa pertimbangan kita sebelum memilih belajar DJ lewat sekolah DJ atau privat?. Kedua pilihan tadi punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dibawah ini sedikit gambaran tentang hal-hal yang perlu kita ketahui sebelum mengambil pilihan untuk belajar jadi seorang DJ.
Setidaknya ada tujuh poin yang harus dilihat sebelum kita memilih, yaitu:
1.Harga
2.Waktu Belajar
3.Durasi Belajar
4.Materi
5.Fasilitas
6.Training
7.Sertifikat
1. Harga
Semakin terkenal sekolah DJ maka semakin mahal juga biaya yang harus kita keluarkan untuk belajar. Untuk tahun ini (2016) minimal biaya untuk kursus DJ di sekolah DJ berkisar antara Rp.2.500.000 keatas. Dengan harga yang makin tinggi maka relatif kualitas yang kita dapatkan dalam belajar di sekolah tersebut juga lebih baik. Mentor atau instruktur DJ yang ahli dan berpengalaman, penempatan kerja setelah lulus belajar, Studio DJ dengan peralatan keluaran terkini dan canggih dll.
Itu untuk sekolah DJ, lain lagi dengan tarif yang dikenakan untuk perorangan atau privat. Kisaran harga yang harus dikeluarkan berkisar antara Rp.1500.000 keatas. Bahkan ada yang menawarkan seharga Rp.1000.000 tapi dengan syarat tentunya seperti biaya tersebut tidak termasuk sewa studio untuk belajar. Ya kalau dihitung-hitung sama aja ujungnya. Kalau memilih privat setidaknya tahu profil pengajarnya minimal pengalaman dan jam terbang DJ yang mengajarkan kita. Jangan sampai dengan biaya yang sangat murah kita justru hanya mendapatkan ilmu yang sangat sedikit. Disini berlaku prinsip ekonomi. Semakin mahal biasanya semakin baik. Agar menjamin kita dapat mentor yang mumpuni coba datangi club terdekat dan tanya aja sama DJ resident ditempat itu apa bisa mengajar privat.
Atau alternatif lain cek dari media sosial calon instruktur kita bisa dari facebook, youtube, twitter dll. Jadi kita punya referensi dan tidak sembarangan mengambil pilihan. Ini berlaku juga dalam memilih sekolah DJ. Banyak-banyak gali informasi atau telepon ke sekolah DJ untuk mencari informasi.
2. Waktu Belajar
Pada sekolah DJ, waktu belajar biasanya disesuaikan dengan jadwal yang ada karena jumlah murid yang relatif lebih banyak. Kalau dapat sekolah DJ dengan murid sedikit biasanya kita bisa lebih longgar dalam memilih waktu belajar. Tapi untuk beberapa sekolah DJ ternama, bisa dapat slot waktu belajar aja udah bagus.
Kendala ini ga akan kita temui kalau kita belajar privat DJ, karena biasanya waktu belajar disesuaikan dengan waktu yang dimiliki calon murid. Hal ini karena instruktur DJ privat biasanya tidak mengambil banyak murid dalam rentang sebulan sehingga pengaturan waktu bisa disepakati bersama.
3. Durasi Belajar
Durasi belajar DJ tergantung dari tempat belajarnya. Untuk di sekolah DJ biasanya memiliki durasi sekitar 24 kali pertemuan. Kadang bisa juga lebih. Tiap pertemuan dipatok sekitar satu sampai satu setengah jam maksimal ga lebih. Karena balik lagi ke alasan banyaknya murid yang belajar di sekolah DJ, faktor listrik dll. Disini kursus DJ privat memiliki keunggulan, karena instruktur hanya bertanggung jawab pada satu orang murid di satu waktu maka waktu untuk belajar biasanya bisa lebih dari satu setengah jam. Setidaknya minimal dua jam tiap pertemuan, jadi materi yang diajarkan bisa benar-benar melekat di otak. Hal ini ga berlaku untuk instruktur yang mengajar dengan pola menyewa studio DJ, karena durasi tergantung dari lama si instruktur tersebut menyewa studio DJ tadi.
4. Materi
Dua jalur belajar DJ diatas secara umum memiliki materi ajar yang sama. Berkutat disekitar ilmu dasar DJ. Pengenalan alat, Beatmatching, BPM, mixing, leveling, framing dll. Beberapa sekolah DJ ironinya hanya mengajarkan murid dengan materi apa adanya dan pada tiap pertemuan mereka hanya sedikit memberi teori atau praktek lalu sisanya si murid harus mengolah sendiri teori dan praktek yang sudah disampaikan. Sisanya sang instruktur kebanyakan santai atau pergi meninggalkan si murid sendiri di studio. Bagi yang mengerti mungkin ga ada masalah tapi bakal jadi masalah bagi yang memiliki kesulitan dalam memahami teori tadi. Jadi akhirnya satu pertemuan tidak cukup untuk menguasai materi yang diajarkan.
Bagi yang belajar di sekolah DJ, usahakan sedikit bawel pada instruktur, bila perlu minta agar jangan ditingggal atau minta didampingi selama belajar sehingga tahu bagian mana yang salah saat belajar. ga usah takut atau ragu, karena kita sudah membayar lumayan untuk mendapatkan ilmu DJ. Juga ga usah ragu-ragu untuk bertanya hal sekecil apapun. Jadilah murid yang sedikit tahu daripada sok tahu.
Beda cerita saat belajar DJ mengambil jalur privat, karena mau ga mau sang instruktur pasti akan selalu menemani disamping kita, mengkoreksi saat kita salah dan konsentrasi pada materi yang diajarkan. Kadang tanpa harus diminta instruktur biasanya mengajarkan lebih dari apa yang biasanya diajarkan pada sekolah DJ. Dengan waktu yang rwlatif lebih panjang maka ilmu yang disalurkan biasanya lebih banyak.
5. Fasilitas
Makin mahal makin nyaman, uang memang ga pernah bohong. Saat mengambil kursus DJ di tempat atau sekolah DJ terkemuka yang tarifnya relatif mahal maka fasilitas yang kita dpatkan juga biasanya lebih banyak. Studio DJ yang besar, alat-alat DJ lengkap, beragam model dan canggih serta kelebihan lainnya.
Kekurangan belajar privat, kalau kita belajar kerumah instrukturnya, fasilitas ya tergantung tempat si instruktur. Kadang ga ada ac atau hanya kipas angin aja. Alat yang relatif ga ada pilihan. Tapi jangan dijadiin halangan karena selama kita bisa fokus belajar, peralatan standard yang ada juga lebih dari cukup untuk menguasai teknik jadi DJ.
6. Training
Banyak dari tempat-tempat kursus DJ menyediakan fasilitas training untuk murid-muridnya setelah dinilai cukup menguasai alat dan teknik DJ. Training di dunia DJ ibarat PKL anak sekolah. Fungsinya agar ilmu yang kita pelajari bisa diterapin langsung dilapangan dengan penonton beneran dan tempat beneran. Untuk pemula biasanya hari pertama training adalah waktu yang lumayan berat karena ilmu yang sudah dipelajari kadang bisa hilang separuhnya karena rasa panik, deg-degan atau nervous alias demam panggung. Padahal saat belajar kita merasa sudah bisa tapi saat main live malah jadi berantakan. Bikin keringat dingin keluar. Tapi tenang aja, waktu training pertama kali kita biasanya didampingi oleh instruktur kita jadi bisa mengkoreksi langsung saat ada kesalahan.
Untuk kursus privat DJ, kebanyakan tidak menawarkan fasilitas training ini karena biasanya terbentur tempat untuk training. Syukur-syukur dapat instruktur yang masih main di club jadi kita bisa ikutan main. Tapi jangan kecil hati, tanpa training selama kita rutin latihan dan belajar tetap bisa mengasah ilmu kita. Dan saat kita punya kesempatan main di club atau tempat lain jangan sungkan untuk mengajak instruktur kita menemani.
7. Sertifikat
Sekolah DJ biasanya mengeluarkan sertifikat kelulusan bagi murid yang selesai training atau belajar. Sertifikat tadi bisa diterbitkan oleh sekolah DJ atau lebih prestise lagi kalau dapat sertifikat dari PDJI (Persatuan Disk Jockey Indonesia) dan terdaftar disana. Sertifikat ini penting kalau kita mau melamar pekerjaan di luar negeri atau di kapal pesiar contohnya. Tapi untuk kelas lokal alias seputaran Indonesia aja, ga perlu sertifikat untuk dapat kerjaan di dunia DJ.
Itu kurang lebih hal yang perlu diperhatikan sebelum kita mengambil kursus di sekolah DJ atau privat DJ. Kedua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tinggal kita yang menentukan mana yang terbaik bagi kita. Apabila kita menemui kendala saat belajar DJ karena faktor biaya atau didaerah tempat tinggal ga ada sekolah atau instruktur DJ untuk belajar, tenang aja masih ada jalan menuju Roma. Kita bisa belajar jadi DJ dengan bantuan software atau program DJ atau aplikasi mixing lagu seperti Virtual DJ, Deckadance, Traktor, Serato bahkan merambah dunia portable seperti ipad, iphone dan android.
Kita bisa belajar dirumah dengan bantuan program-program tadi dan sebagai bantuan, banyak-banyak browsing di internet tentang program yang ingin kita kuasai. Lain waktu kita akan ngebahas tentang belajar DJ dari software diatas. Jadi tunggu apalagi, Ayo kita belajar...!!!
0 comments:
Post a Comment